PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman global seperti saat ini, banyak tantangan yang dihadapi oleh
para pendidik yaitu khususnya guru di sekolah dan orangtua di lingkungan
keluarga. Semakin canggihnya teknologi dan luasnya pergaulan anak
sangat berpengaruh pada pandangan hidup, kepribadian serta perilaku anak
itu sendiri saat mereka beranjak dewasa.
Oleh karena itu anak harus diberi bekal pendidikan agama terutama
pendidikan agama islam sejak dini. Pendidikan agama telah diajarkan di
sekolah dan lingkungan keluarga, namun yang paling berpengaruh pada anak
adalah pendidikan agama yang diberikan di lingkungan keluarga sejak
dini.
Penanaman pendidikan agama sejak dini dapat mempengaruhi pandangan hidup
anak saat mereka telah tumbuh dewasa serta dapat menjadikan pegangan
hidup saat mereka bergaul di lingkungan masyarakat yang lebih luas agar
tidak mudah terpengaruh oleh perbuatan negatif.
B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian pendidikan islam?
2. apa pengertian keluarga?
3. apa saja aspek-aspek pendidikan islam dalam keluarga?
4. apa saja tanggung jawab orang tua dalam pendidikan islam?
5. apa saja tujuan pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan Islam
Menurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang
falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan
praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang
terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Menurut prof. Dr. Oemar Muhammad At-Toumy Al-Syaebani, pendidikan islam
diartikan sebagai usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan
pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitar melalui proses pendidikan.
B. Pengertian Keluarga
Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah “usrah”. sedangkan menurut
pandangan antropologi keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil
yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat
tinggal untuk berlindung, mendidik, berkembang, dan lain sebagainya.
Inti sebuah keluarga adalah ayah, ibu dan anak.
Keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada
pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam, menurut
Abdurrahman An-Nahlawi, tujuan terpenting dari pembentukan keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Mendirikan syariat allah dalam segala permasalahan rumah tangga.
b. Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologi.
c. Mewujudkan sunnah rasul dengan melahirkan anak-anak saleh sehingga rasul merasa bangga dengan kehadiran kita.
d. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak.
e. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan peyimpangan-penyimpangan.
Dalam lingkungan keluarga terletak dasar-dasar pendidikan. di sini
pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai tatanan pergaulan yang
berlaku didalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih
dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga . di
sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan
penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan
yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai
arti yang amat penting.
Jadi, pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan
anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan
keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim
dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran
Islam.
C. Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam Keluarga
Sebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ada
beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:
a. Pendidikan ibadah.
b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.
c. Pendidikan akhlakul karimah.
d. Pendidikan akidah islamiyah.
D. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Motivasi pengabdian keluarga (ayah-ibu) dalam mendidik anak-anaknya
semata-mata demi cinta kasih yang kodrati, sehingga dalam suasana cinta
kasih dan kemesraan inilah proses pendidikan ini berlangsung dengan baik
seumur anak dalam tanggungan utama keluarga. Kewajiban ayan-ibu dalam
memendidik anak-anaknya tidak menuntut untuk memiliki profesionalitas
yang tinggi, karena kewajiban tersebut berjalan dengan sendirinya
sebagai adat atau tradisi. Sehingga tidak hanya orang tua yang berdap
dan berilmu tinggi saja yang dapat mendidik, tetapi juga orangtua yang
masih memiliki taraf pendidikan yang minim. Hal tersebut karena
kewajiban mendidik anak merupakan naluri pedagogis bagi setiap individu
yang menginginkan anaknya menjadi lebih baik dari pada keadaan dirinya.
Dalam penanaman pandangan hidup beragama, fase kanak-kanak merupakan
fase yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama.
Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan adalah dengan teknik
imitasi, yaitu proses pembinaan anak secara tidak langsung, yaitu ayah
dan ibu membiasakan hidup rukun, istiqamah melakukan ibadah baik di
rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya sambil mengajak
anak-anaknya, sehingga sekaligus membina anak-anaknya untuk mengikuti
dan meniru hal-hal yang dilakukan orang tuanya.
Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu mempunyai kewajiban dan
memiliki bentuk yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Berikut ini
ada beberapa kewajiban dari ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya:
1. Ayah
1. Ayah merupakan sumber kekuasaan memberikan pendidikan anaknya tentang manajemen dan kepemimpinan
2. Sebagai penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan anaknya komunikasi terhadap sesamanya
3. Memberi rasa aman dan perlindungan, sehingga ayah memberikam pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan waspada.
4. Di samping itu, ayah sebagai hakim dan pengadilan dalam perselisihan
yang memberikan pendidikan anaknya berupa sikap tegas, menjunjung
keadilan tanpa memihak yang salah, dan berlaku rasional dalam memberi
pendidikan anaknya dan menjadi dasar-dasar pengembangan daya nalar serta
daya intelek, sehingga menghasilkan kecerdasan intelektual.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ayah berkewajiban mencari nafkah untuk
mecukupi kebutuhan keluarganya melalui pemanfaatan karunia allah swt di
muka bumi dan selanjutnya dinafkahkan pada anak-istrinya.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (QS. Al Jumu’ah: 10)
2. Ibu
Ibu berkewajiban sebagai:
a. Sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat ramah tamah, asah, asih, dan asuh kepada anak-anaknya.
b. Pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan pendidikan berupa kesetiaan kepada tanggung jawab.
c. Sebagai tempat pencurahan isi hati yang memberikan pendidikan berupa
sikap keterusterangan, terbuka, dan tidak suka menyimpan derita atau
rasa pribadi.
d. Sebagai pengatur kehidupan rumah tangga yang memberikan pendidikan
berupa keterampilan-keterampilan khusus anaknya berupa hidup rukun,
gotong royong, ukhuwah, toleransi, serta menciptakan suasana dinamis,
harmonis dan kreatif.
e. Serta sebagai pendidik di bidang emosi anak yang dapat mendidik
anaknya berupa kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu, yang
melahirkan kecerdasan emosional.
Menurut Abdul Mujib dalam bukunya menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar
pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tuanya:
1. Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak
2. Dasar pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar.
3. Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam
percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam
bentuk permainan.
4. Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan
wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih,
tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa
unsur paksaan.
5. Dasar pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan
patriotisme, cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.
6. Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah
SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya
kepada-Nya.
Dalam pandangan islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh allah swt
kepada orang tuanya. Oleh karena itu, harus menjaga, memelihara, dan
mendidik serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerimanya.
Karena manusia adalah milik allah swt mereka harus mengantarkan anaknya
untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada allah swt.
Dalam kaitan ini pula menurut abdurahman an-nahlawi orang tua pendidik berkewajiban melakukan dua langkah yaitu:
a. Membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat allah, serta
semangat mencari dalil dalam mengesakan allah swt melalui tanda
kebesaran-nya.
b. Membiasakan anak-anak unttuk mewaspadai penyimpangan- penyimpangan
yang kerap membiasakan dampak negatif terhadap diri anak.
E. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas
peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada allah swt., cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang
tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap
dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu sendiri sudah
berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Menurut hasan langgulung, tujuan pendidikan islam adalah suatu istilah
untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang
mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai
dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan
allah swt melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai
khalifah.
Senada dengan pendapat tersebut abdurrahman an-nahlawi berpendapat bahwa
tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan penghambaan kepada allah
dalam kehidupan manusia baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut pendapat prof. H. Abuddin Nata, ma., bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan
sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah
bumi sesuai dengan kehendak tuhan.
b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di
muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt,
sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
d Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia
memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan
guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.
b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.
c. Membina dan memupuk akhlakul karimah.
Kunci pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak pada pendidikan
agama. Karena pendidikan agamalah yang berperan penting dalam membentuk
pandangan hidup seseorang. Ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan
agama dalam keluarga, yaitu
1. Menanamkan nilai pengetahuan pada anak
Pendidikan jasmani dan akal yang diberikan di sekolah sekarang mempunyai
banyak teori. Belum tentu semua teori itu sesuai dengan ajaran agama.
Bila anak sudah memiliki basis nilai agama yang dibawa dari rumah,
secara sederhana ia dapat memberikan nilai terhadap teori-teori yang
diajarkan di sekolah. Misalnya, saat guru mengajarkan bahwa materialisme
itu menolak tuhan dan itu baik, maka murid akan segera bereaksi kalau
teori itu salah. Dari mana ia tahu kalau itu salah? Ia tahu dari nilai
agama yang telah diperolehnya di rumah atau dari guru agamanya di
sekolah. Kemampuan menyaring dan memberi nilai teori pengetahuan seperti
ini sangat penting artinya bagi anak itu dalam perkembangan
pengetahuannya di kemudian hari.
2. Penanaman sikap menghargai guru dan apa yang dididikannya.
Keberhasilan pendidikan di sekolah bisa di dapat jika murid bisa
menghormati guru dan menghargai pengetahuan gurunya. Untuk menanamkan
sikap itu sebenarnya pendidikan agama (islam)-lah yang merupakan kunci
utama. Pendidikan agama islam itu dilakukan di rumah sebagai lembaga
pertama dan utama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang
falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan
praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang
terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan
melalui pendidikan islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah
keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang
sesuai dengan syariat islam.
Pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota
kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu
sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya
perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.
Beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:
a. Pendidikan ibadah.
b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.
c. Pendidikan akhlakul karimah.
d. Pendidikan akidah islamiyah.
Menurut Abdul Mujib dalam bukunya menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar
pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tuanya:
a. Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak
b. Dasar pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar.
c. Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam
percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam
bentuk permainan.
d. Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan
wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih,
tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa
unsur paksaan.
e. Dasar pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan
patriotisme, cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.
f. Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah
SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya
kepada-Nya.
Apabila dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.
b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.
c. Membina dan memupuk akhlakul karimah.
B. Saran
Sebaiknya seorang anak dibekali dengan pendidikan agama oleh orang
tuanya sejak dini di lingkungan keluarga, karena dengan pendidikan agama
yang sudah ada sejak dini dapat mempengaruhi pandangan hidup mereka
saat dewasa dan dapat menjadi benteng saat bergaul dimasyarakat agar
tidak terpengaruh perbuatan negatif. Sehingga dapat menjadi anak yang
berpikir dan berperilaku baik, memiliki iman dan taqwa kepada Allah,
berbakti kepada orang tua serta cinta tanah air.
sumber: http://arrywijayanti.wordpress.com/2012/11/09/pendidikan-islam-dalam-keluarga/
Minggu, 29 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar